KH Badrus Syamzi Resmi Jabat Ketua BAZNAS Kaltim
KH Badrus Syamsi dilantik oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi sebagai Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kaltim periode 2021-2026.
Dirinya dilantik bersama dengan 4 orang wakilnya, masing-masing Acmad Nabhan, Achmad Suparno, Wisman Tahadi dan Abdurrahman. Pelantikan dilaksanakan di Ruang Ruhui Rahayu lantai 1 Kantor Gubernur Kaltim, Kamis 30 Desember 2021.
Hadi Mulyadi mengatakan, seluruh unsur pimpinan BAZNAS Kaltim yang dilantik hari ini merupakan orang-orang pilihan terbaik setelah melewati serangkaian tahap seleksi.
“Mereka bagus. Yang pertama itu mantan Ketua Kemenag Bulungan, wakilnya ada pengurus MUI di Paser, wakilnya juga pensiunan Kemenag, wakilnya juga mantan Ketua BAZNAS Balikpapan dan terakhir mantan pengelola BAZNAS di Muhammadiyah. Dengan demikian ini sangat baik. Harapannya bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Dikatakan mantan Legislator Senayan ini, Kaltim sebenarnya memiliki potensi yang besar dalam pengumpulan zakat. Pada tahun 2021 ini, potensi zakat di Kaltim ditargetkan sebesar Rp 1,1 triliun. Namun, baru terkumpul hanya sekitar Rp 100 miliar.
“Target itu kalau dari Rp 1,1 triliun memang masih kecil, untuk itu kita harus kerja keras. Lalu adalah kesadaran, misalnya dia punya kemampuan untuk membayar zakat tapi tidak dibayarkan. Makanya kita imbau pada instansi-instansi agar zakat disalurkan melalui BAZNAS, seberapapun yang dihasilkan untuk bisa meningkatkan perekonomian rakyat Kaltim,” katanya.
Kepala BAZNAS Pusat Noor Achmad mengatakan, pihaknya menaruh perhatian yang besar terhadap Kaltim setelah ditetapkan sebagai Ibukota Negara (IKN). Kaltim memiliki potensi besar untuk pengumpulan zakat. “Dalam peta kami, Kaltim termasuk potensi zakat yang besar,” ujarnya.
Dikatakannya, dukungan besar yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim bersama Pemerintah Kabupaten/Kota kepada BAZNAS berpengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Dia menyebut, di beberapa daerah di Pesisir Pulau Jawa, angka kemiskinan ekstrem sangat tinggi, yakni sekitar 14 juta KK. Dalam kategori kemiskinan ekstrem ini adalah mereka yang berpenghasilan mulai dari nol rupiah sampai Rp 1,5 juta per bulan.
“Untuk di Kaltim ini tidak ada (kemiskinan ekstrem,Red),” ujarnya.
Ditambahkannya, beberapa provinsi lain telah memilik target masing-masing. Dia yakin target zakat sebesar Rp 26 triliun se-Indonesia tercapai pada tahun 2022.
“Target Rp 26 triliun untuk seluruh Indonesia. Karena di Jateng sendiri menargetkan Rp 1,6 triliun, Jakarta Rp 2,1 triliun, Jabar Rp 1,8 triliun. Nantinya dengan dana itu akan dapat membantu 59 juta orang,” pungkasnya.